Kamis, 27 Maret 2014

BENTUK PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP ANAK



          Ada beberapa bentuk perhatian orang tua terhadap pendidikan anak. Lingkungan keluarga banyak dihubungkan dengan keberhasilan pendidikan anak. Karena itu, yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan seorang anak adalah orang tua, di samping lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Orstein dan Levin (T. O. Ihromi, 2004) menyatakan bahwa “persiapan yang dilakukan orang tua bagi keberhasilan pendidikan anaknya antara lain ditunjukkan dalam bentuk perhatian terhadap kegiatan pembelajaran anak di sekolah dan menekankan arti penting pencapain prestasi oleh sang anak”. Dari pernyataan tersebut memberi makna bahwa, bentuk perhatian orang tua pada pendidikan anaknya dapat dilakukan dengan perhatian pada kegiatan belajar anak dalam hal ini adalah pengawasan terhadap belajar anak dan pemberian motivasi.

     Halim Malik (2011) menyatakan bentuk-bentuk perhatian orang tua pada pendidikan anak dapat berupa: Mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak Memantau perkembangan kemampuan akademik anak Memantau perkembangan kepribadian (sikap, moral, tingkah laku) Memantau efektivitas jam belajar di sekolah”. Dari pernyataan tersebut, perhatian orang tua pada pendidikan anak terutama ditujukan kepada perkembangan dan kegiatan belajar anak. Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak disita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar (Hasbullah, 2005).

    Pernyataan oleh Hasbullah tersebut bermakna bahwa bentuk-bentuk perhatian orang tua pada pendidikan anak dapat berupa memperhatikan pengalaman-pengalaman anak selama bersekolah, menghargai segala usaha anak, membimbing atau mengarahkan anak untuk belajar di rumah serta memberikan motivasi kepada anak. Dari berbagai macam bentuk-bentuk perhatian yang telah dipaparkan, adapun bentuk-bentuk perhatian orang tua pada pendidikan yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah perhatian terhadap kegiatan belajar anak, pemberian motivasi dan pemenuhan kebutuhan sekolah anak.

           Perhatian Orang Tua terhadap Kegiatan Belajar Sugihartono dkk (2007) berpendapat bahwa “belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya”. Hal senada diungkapkan Muhibbin Syah (2010) bahwa “belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Hal ini berarti dengan belajar akan membawa perubahan. Dari pengertian belajar yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah dan Sugihartono, terdapat dua unsur pokok dalam belajar yaitu: Adanya proses perubahan tingkah laku Proses belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik, sebagai hasil dari pengalaman seseorang dalam proses pembelajaran dan interaksi dengan lingkungan.

       Nana Sudjana (2005) menyatakan bahwa “kegiatan belajar atau aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respon peserta didik”. Dari apa yang dikemukakan Nana Sudjana memberikan gambaran bahwa dalam kegiatan belajar melibatkan dua unsur utama, yaitu unsur yang berasal dari dalam siswa dan unsur yang berasal dari luar siswa berupa stimulus dari lingkungan, salah satunya adalah stimulus yang berasal dari perhatian orang tua. “Belajar memerlukan bimbingan orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak” (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004).

         Hal ini berarti, perhatian orang tua membantu perkembangan belajar anak dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap anak dalam menyelesaikan semua tugas sekolah yang diberikan. Dengan perhatian orang tua dapat membantu anak dalam mengatasi kesulitannya dalam belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyono Abdurrahman (2009) bahwa “kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orang tua, ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan”. Selain itu, orang tua dituntut untuk dapat membentuk suasana belajar di rumah yang menyenangkan. Peran orang tua dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif di rumah antara lain (E. Mulyasa, 2005): Menciptakan budaya belajar di rumah. 

             Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah. Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi sekolah, baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar. Menciptakan situasi yang demokratis di rumah agar tukar pendapat dan pikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan. Memahami apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh sekolah, dalam mengembangkan potensi anaknya. Menyediakan sarana belajar yang memadai, sesuai dengan kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar